Thursday 6 June 2013

Jalan Setapak

Kali ini aku akan menceritakan kegiatanku beberapa hari yang lalu.
Jadi begini ceritanya….
Hari selasa tepatnya tanggal 4 Juni yang lalu pikiranku dalam keadaan sangat tertekan dikarenakan banyak kejadian yang kurang mengenakkan hati hingga akhirnya berhasil membuatku galau hahaha.
Yah, berbagai macam masalah sedang melandaku. Mulai dari perkuliahan hingga masalah dengan perempuan (lagi-lagi masalah perasaan). Hal ini membuatku menjadi sangat negatif dalam artian frustasi berlebih. Banyak hal yang kulakukan untuk menghindari frustasi ini hanya saja belum berhasil, tapi ada satu janji yang kubuat dengan beberapa temanku sehari sebelumnya. Janji itu adalah hiking.
Sepulang dari kegiatan kampus (sekitar pukul 6 sore), aku langsung menuju kontrakan temanku untuk menyiapkan perlengkapan serta bekal untuk malam nanti.

Monday 3 June 2013

Tanpa Judul...

Jangan pernah bertanya apa yang sudah diberikan negara kepada kita tapi bertanyalah apa yang sudah kita berikan untuk negara.
-------------------------------------
Bagaimana perasaan kita terhadap negara ini? Suka? Benci? Atau jangan-jangan tidak peduli?
Aku akan mengutarakan perasaanku kepada Negara ini. Yang kurasakan adalah aku sangat mencintai Negara kita, hanya saja terkadang aku benci dengan orang-orang didalamnya. Aku benci koruptor, aku benci peraturan yang dibuat untuk menekan rakyatnya, aku benci sikap premanisme, bahkan aku benci kepada diriku sendiri yang tidak dapat berbuat apa-apa.
Kita selalu berpikir kenapa Negara kita menjadi seperti ini tapi jarang berpikir bagaimana solusi yang tepat untuk kemerdekaan Negara kita. Kenapa tadi aku menyebut kemerdekaan? Karena aku merasa kita masih dijajah. Kita dijajah oleh diri kita sendiri yang sadar dengan kerusakan yang ada tapi kita sendiri tidak banyak berbuat apa-apa.
Sekarang apa yang harus kulakukan?
Aku sudah mempunyai tujuan besar dan sedang kubuat rancangannya tapi tidak akan kusampaikan ditulisan ini. Aku hanya akan menyampaikan tujuanku saat aku sudah memulai melangkah untuk mewujudkannya. Kenapa aku tidak memulainya dari sekarang? Sebenarnya aku sudah memulainya dan yang kulakukan sekarang adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi. Saat semuanya sudah siap aku akan bertanya satu hal, maukah kalian membantuku mewujudkannya? Bukan untuk tercapainya impianku tapi untuk tercapainya tujuan bangsa kita. Kemerdekaan disegala bidang…

Tulisanku memeng terkesan frontal. Ini karena aku merasa bertanggung jawab terhadap bangsa ini. Aku tidak ingin terlalu berharap kepada pemimpin bangsa kita karena mereka sudah mengemban tanggung jawab yang besar. Sudah saatnya kita juga ikut bergerak. Walaupun kecil tapi paling tidak kita mempunyai kesempatan untuk merubah keadaan.

Monday 27 May 2013

Akhir? Bukan, Ini adalah awal!!!!!

Posting ini sebenarnya kubuat sebulan yang lalu, dari pada semakin terlambat lebih baik kuposting sekarang…

Kegagalan adalah awal dari keberhasilan.
Kebanyakan orang pasti pernah mendengar hal tersebut, tapi hanya sedikit orang yang mampu mewujudkannya. Yah, hanya sedikit yang mampu membuktikannya. Ini karena kesadaran orang tersebut untuk mempertahankan tujuannya. Kebanyakan orang yang gagal menganggap mereka memang tidak berbakat di bidang itu atau mereka merasa tidak pantas mendapatkan hal itu.
Kesuksesan seperti apa sebenarnya yang ingin kita capai? Apa landasan kita untuk mewujudkannya? Yang dapat menjawabnya hanya diri kita sendiri. Mungkin orang lain bisa memberi kita jalan keluar, tapi yang menentukan kita mengambil jalan itu adalah diri kita sendiri. Mulailah dari hal yang kecil, dari diri kita sendiri misalnya.
Menebak pikiran orang lain itu susah tapi lebih susah menebak isi hati seseorang karena terkadang kita sendiripun tidak dapat menebak isi hati kita. Kenapa jadi ngawur ngomongin masalah hati ya?
Kita kembali ke topik pembahasan. Saat kita kecil, kita pasti punya cita-cita akan jadi apa kita saat kita besar nanti. Jujur saja, aku tidak ingat lagi dengan cita-citaku saat aku masih belia dulu. Dan sekarang aku punya banyak cita-cita yang kusebut dengan target.
Aku mempunyai banyak cita-cita bukan karena aku tidak tetap pendirian tapi aku hanya berpikir, seandainya kita sudah meraih cita-cita tersebut apakah kita hanya akan diam saja? Tentu tidak, bukan. Oleh karena itu aku memperbanyak cita-cita agar saat aku sudah meraihnya aku mempunyai tujuan hidup yang baru.
Saat aku masih bersekolah, aku pernah mengikuti training motivasi. Yang aku ingat saat itu adalah, “cobalah kau tuliskan targetmu di secarik kertas, maka tanpa kamu sadari satu persatu dari targetmu itu akan tercapai”. Sebagai orang yang ingin tahu banyak hal, aku melakukannya dan memang benar, satu persatu hal yang kutuliskan tercapai.
Ketika kita sedang berusaha dan tahu persentase berhasilnya hanya 1% atau mungkin dibawah 0%, teruslah berusaha. Karena masih ada kemungkinan untuk berhasil. Jadi jangan pernah menyerah dan jangan pernah mengeluh. Mengeluh hanya akan memperburuk keadaan.
Saat kita berusaha dan hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, teruslah berusaha. Kalau perlu, berusahalah lebih keras. Kegagalan bukan akhir melainkan awal dari segalanya. Tentu saja kita harus mempunyai semangat yang tinggi untuk meraihnya. Tidak hanya sekedar ada didalam pikiran tapi juga dibuktikan dengan tindakan.

Tujuan tanpa tindakan adalah omong kosong dan tindakan tanpa tujuan adalah hal sia-sia. Jadi keduanya harus berimbang agar mimpi yang kita inginkan terwujud….

Friday 26 April 2013

Apa yang berharga untukmu?


Ada satu pertanyaan untuk kita semua:
Apa yang paling berharga bagimu?
Kebanyakan dari kita menjawab, “Orangtua”.
---------------------------------------------------------------------
Di tulisan kali ini aku akan sedikit menceritakan masa laluku.
Sejak kecil aku merasa tidak diberi kasih sayang dan selalu dibiarkan melakukan apapun yang aku suka. Yah, mungkin bisa dikatakan aku termasuk ke dalam golongan anak nakal. Semua kenakalan itu kulakukan hanya untuk menarik perhatian orangtuaku. Karena saat itu aku belum percaya bahwa hal yang paling berharga adalah orangtua. Yah, kalian pasti tahu maksudku. Itu karena aku merasa tidak diberi kasih sayang, berbeda dengan kedua adikku.
Beberapa tahun berlalu dengan keadaan yang tidak berubah. Hingga di suatu hari terjadi sesuatu yang sangat mengguncangku. Orang yang sangat kusayangi telah meninggal. Beliau adalah nenekku, yang sangat kusayangi karena beliaulah yang selalu merawatku saat aku masih kecil. Tulisan tentang beliau tidak akan kulanjutkan, karena hal itu hanya akan membuatku kembali terlarut di masa lalu (sekarang kan aku sudah move on, hehehe).
Setelah hari itu, aku mulai berpikir, siapa lagi yang akan memperhatikanku? Entah kenapa beberapa hari setelah beliau berpulang, aku mulai terpikir untuk membuktikan kalau sebenarnya keberadaanku memang ada. Aku berpikir keras bagaimana cara untuk mewujudkannya. Yang ada di pikiranku saat itu hanyalah basket. Dari situlah titik nol-ku untuk memulai segalanya.
Hampir setiap hari aku bermain basket dan setiap pulang aku selalu dimarahi. Tapi aku tidak peduli, yang kupedulikan hanyalah keinginanku untuk dianggap ada. Seberapapun kerasnya aku mencoba, semakin tinggi dan kokoh pula tembok yang menghalangi jalanku. Pertandingan demi pertandingan kulewati, kejuaraan demi kejuaraan kusertai. Hingga akhirnya, hari itu, satu hari yang hanya ada dalam angan dan tak pernah terbayang olehku bisa terjadi.
Seperti yang kujelaskan di tulisan sebelumnya, tim kami masuk final dan mendapat coaching clinic dari Denny Sumargo. Hari itu aku merasakan atmosfer yang sangat berbeda di lapangan.
Tahukah kalian saat aku memandang tribun penonton, apa yang kulihat? Orangtuaku ada disana! Sungguh hal yang tidak terbayangkan, karena aku tidak pernah memberitahukan tentang pertandingan hari itu kepada orangtuaku. Saat itu memang benar kami kalah selisih 3 poin dan saat tiba dirumah aku menangis. Aku menangis bukan karena aku kalah tapi karena semua kerja kerasku saat itu membuahkan hasil, yaitu keberadaanku yang dianggap orangtuaku.
Aku baru menyadari apa yang selama ini telah dilakukan orangtuaku. Mereka bukannya tidak memperdulikanku tapi mereka menginginkan aku untuk berusaha mengerti kerasnya kehidupan. Mereka merubah sudut pandangku yang awalnya aku merasa mereka menginginkan aku untuk menjadi seperti yang mereka inginkan tapi sebenarnya mereka membimbingku untuk menjadi diriku sendiri.
Saat sendirian dikamar tanpa sengaja ingatanku kembali ke masa lalu dan mengingatkanku tentang perkataan ayahku. Lakukan apa saja yang ingin kamu lakukan, tapi ingatlah satu hal. Semua yang kamu lakukan, kamu harus bertanggung jawab akan hal itu.
--------------------------------------------------------------------
Aku akan membalikkan pertanyaan sebelumnya kepada diriku sendiri:
Apa yang paling berharga bagiku?
Dan akan kujawab dengan tegas, “Orangtuaku!!
Yah, merekalah tujuan salah satu tujuan hidupku sekarang. Aku akan berjuang demi kebahagiaan mereka. Seperti kata-kata motivasi yang pernah kudapat, “When I believe in something, I will fight like hell for it”.
Hmm… Tulisanku mungkin terlalu serius. Hahahaha. Setelah ini aku akan menulis satu hal yang serius lagi, kemudian aku akan menulis tentang pengalamanku yang lain dan akan kukemas agar tidak terlalu serius cara penulisannya. Hahaha..
Thank you for reading this. Keep sharing, guys…

Monday 15 April 2013

Mimpi!!!



Hari itu, jumat 5 April 2013, kuputuskan untuk kembali mengejar cita-citaku. Teringat sekitar 5 tahun silam saat aku pertama kali bertengkar dengan orangtuaku tentang masa depanku, waktu itu aku memutuskan untuk mengikuti semua yang diinginkan orangtuaku walaupun itu bertolak belakang dengan keinginanku. Saat itu juga aku langsung menutup lembaran cita-citaku hanya untuk membahagiakan orangtuaku. Aku berusaha mengorbankan seluruh keinginanku hanya untuk kebahagiaan mereka.
Pertengkaran 5 tahun lalu kembali hadir tadi malam saat aku berada dirumah, dan malam ini aku merubah pikiranku untuk kembali mengejar mimpiku walaupun sebenarnya bertentangan dengan keinginan orangtuaku. Tapi aku baru saja menyadari bahwa yang kulakukan selama ini salah, salah karena telah meingikuti keinginan orangtuku tetapi tidak menggunakan caraku sendiri. Sudah kutargetkan selepas pendidikan strata 1 ini aku akan pergi keluar negeri entah itu ke Australia, Jepang atau Belanda. Tempat dimana aku akan menuntut ilmu, mencapai cita-citaku menjadi seorang art director atau penulis. Mungkin baru sekarang aku memulai kebiasaan menulis karena sebelumnya keinginanku ini ditentang orangtuaku dan sebelumnya juga aku belum pernah memberitahukan cita-citaku yang ingin jadi penulis kepada siapapun.
Waktuku sekarang kurang dari satu setengah tahun untuk menyelesaikan studi strata 1. Mungkin waktu yang sangat sempit mengingat aku sama sekali belum ada persiapan untuk keluar negeri. Yah, walaupun mungkin mendapatkan beasiswa strata 2 sulit bagiku tapi itu bukan berarti tidak mungkin. Seandainya aku tidak mendapatkan beasiswa sekalipun mungkin aku akan bekerja terlebih dahulu agar dapat keluar negeri. Aku ingin melihat dunia luar, dunia yang belum pernah dilihat keluargaku dan dunia yang dianggap keluargaku tidak pasti masa depannya.
Aku sadar bahasa asingku sangat jelek tapi seperti biasa aku akan berusaha mati-matian untuk meraihnya agar aku dapat keluar dari zona yang sudah melekat dengan keluargaku. Aku akan memulainya dari nol dan tidak akan kusia-siakan satu detikpun terbuang. Universitas diluar sana sebenarnya aku belum punya gambaran tetapi aku sudah punya gambaran dengan apa yang akan kulakukan.
Mulai dari malam ini aku akan melakukan perubahan besar-besaran dengan kebiasaanku. Aku akan memulai dengan membiasakan diri menggambar seperti dahulu. Aku sadar dengan kemampuanku hanya saja aku malas untuk mengembangkannya karena aku terlena dengan kehidupanku yang kuanggap sudah nyaman. Sekalipun tidak ada orang yang mendukungku, aku akan tetap melakukannya demi mencapai mimpiku serta mimpi orangtuaku. Semua dari nol, tidak ada kata terlambat untuk memulai kembali. Akan kukembalikan semangatku yang dulu, akan kukembalikan kemampuanku yang dulu.
Aku akan berusaha sekuat tenaga mengendalikan diriku sendiri. Selama ini yang membantuku mengendalikan diriku adalah sahabat dan pacarku, tapi aku tidak dapat selalu tergantung dengan mereka. Mereka juga mempunyai mimpi masing-masing, jadi tidak setiap saat aku dapat meminta bantuan mereka untuk mengendalikanku.
My own way, mungkin itulah yang akan kuterapkan lebih mendalam kepada diriku. Perubahan pola pikir yang besar sangat kuperlukan dan akan kulakukan secara bertahap untuk menghindari penyimpanganku seperti dulu. Aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan yang akan datang, oleh karena itu aku akan berusaha sekuat tenaga. Banyak hal baru yang akan kutemui dan banyak orang baru yang akan menjadi teman perjalananku.
Ada orang yang lebih suka menyendiri tetapi dia tidak akan dapat bertahan melawan kesepian (Makarov – Fairy Tail). Aku adalah orang yang bertipe seperti itu dan memang benar aku merasakan kesepian, tapi aku tidak akan merasakan kesepian lagi karena aku akan berusaha membuat semua orang yang berarti bagiku selalu berada dalam hati dan pikiranku (lebay sekali ).

Tuesday 2 April 2013

Masa-Masa Indah

Ma, selama hidup ini, kapan momen yang paling mengesankan?
Momen paling mengesankan? Mungkin saat masih SMA (sambil tersenyum).
Ya, saat SMA!! (celetuk ayah).

-----------------------------------

Saat itu aku masih berada dikelas 3 SMP dan sedang menjalin hubungan dengan seorang gadis. Ya, bisa dibilang cinta monyet karena saat itu umurku baru 15 tahun. Kami berdua pernah sekelas saat kelas 1 SMP dan saat itu aku hanya menganggapnya teman biasa saja,  hingga akhirnya ketika kelas 2 aku berpacaran dengan temannya (sekarang salah satu sahabat dia).
Siang itu sepulang sekolah, hari sedang hujan dan aku sedang berada di dalam kelas. Sedang asyik-asyiknya bersenda-gurau dengan teman sekelasku, dia (pacarku saat kelas 3) menghampiriku dan langsung menarik lenganku keluar kelas. Di pojok lorong lantai 2 sekolah kami, dia bertanya padaku “kamu pacaran dengan (sebut saja pacar pertama), ya?”. Ku jawablah dengan polosnya, “Ya. Kenapa memangnya?”. “Tidak apa-apa”, sahutnya yang kemudian langsung pergi. Mungkin itulah pertama kalinya aku melihat seseorang patah hati.
Ok, kita kembali ke alur cerita. Pada saat selesai try out matematika, dimulailah kisah kami yang berawal dari sms tidak terlalu lama yaitu sekitar 1 sampai 2 jam dan berbuah sebuah ikatan yang disebut pacaran. Oh iya, cewek yang jadi pacarku saat kelas 3 ini bernama, emmmm….. mungkin lebih baik kita gunakan nama samaran yaitu “saridon” hhe. Yah, mungkin ini memang cinta monyet tapi ini merupakan cinta pertamaku. Bagi kalian yang pernah merasakan cinta pertama pasti tahu bagaimana rasanya. Satu hal yang sangat ku suka dari dia adalah saat aku bermain basket, meski aku tidak pernah mengajak dia untuk melihatku bertanding tapi dia selalu ada saat aku mengenakan seragam basketku.
Hmm… waktu berjalan hingga kami dinyatakan lulus dari SMP. Dikala itu saat perpisahan aku meminta teman-teman dekatku untuk menandatangi bajuku termasuk “saridon”. Pada saat “saridon” menandatangani bajuku, aku agak kecewa karena tanda tangannya paling kecil diantara teman-temanku. Sesampainya aku dirumah, kuberitahukan kepadanya (“saridon”) tentang kekecewaanku. Dan dijawabnyalah, “besok bawa bajumu ke sekolah biar kutandatangani lagi”. Esoknya, saat ku temui dia untuk menepati janji ternyata dia sudah siap dengan spidol merah. Dan akhirnya tandatangannya menjadi yang paling besar dan berada tepat ditengah serta satu-satunya yang berwarna merah. Dia tahu apa yang bisa membuatku bahagia J.
Inilah baju yang sampai sekarang masih aku simpan…



Ada satu hal yang menggangguku saat kutanya dia hendak melanjutkan ke sekolah mana dan jawabannya adalah sekolah di dekat rumahnya. Yah, jarak rumahku dengan rumahnya sekitar 12 kilometer. Itulah yang membuatku sedikit banyak berpikir.
Masa SMP pun berubah menjadi masa SMA. Kalian tahu? Hari pertamaku dibangku SMA sudah ada cewek yang menarik perhatianku, namanya “saridon”. YA!!!!! SARIDON!!!! Cewek itu adalah pacarku sendiri. Aku tak tahu mengapa dia berada di sekolahku tapi yang ku tahu dia juga mengenakan seragam yang sama denganku.
(senyum) masa-masa SMA-ku dimulai dari sini….
Hal yang paling ingin kulakukan saat SMA adalah membuktikan perkataan orangtuaku, yaitu “masa yang paling indah adalah masa SMA”. Seperti lirik lagu yang dinyanyikan almarhum Chrisye, “masa-masa paling indah, masa-masa disekolah”.
Ok, masih ingin membaca ceritaku???
Sebentar, aku nyalakan rokokku dulu. Oh iya jangan lupa siapkan kopi hitam sebagai teman kalian membaca,……
Dikala itu aku berada dikelas X-3 dengan wajah teman-teman yang sudah banyak kukenal dan “saridon” berada dikelas X-6, jarak kelas yang lumayan jauh tapi masih satu lorong. Aku sering curi-curi kesempatan ke toilet hanya untuk mengamati keadaan “saridon” di kelasnya. Sebenarnya aku ingin memposting foto “saridon” di tulisan ini tapi aku takut dia marah hahahaha.
Singkat cerita, setelah beberapa minggu dibangku SMA, “saridon” memutuskan untuk pindah ke kelas akselerasi. Dan rentang waktu kami untuk bertemu semakin jarang karena waktu istirahat kelas akselerasi berbeda dengan kelas regular.
Hmmm….. Perjalanan cinta pertamaku sudah hampir berada diujung jurang perpisahan. Hal-hal negatif sering menghampiri kami, mulai dari aku dibilang mendekati teman sekelasku hingga aku dikatakan berselingkuh. Akhirnya, “saridon” memutuskan hubungan percintaan kami. Poor boy….. Itu bukan bagian yang paling sedih. Selang beberapa minggu kami putus, “saridon” memulai hubungan baru dengan anak kelas 12. Kalian tahu apa yang kurasakan? Aku merasa begitu hancur, hingga tiada hasrat untuk melanjutkan hidup (tapi tidak terpikir untuk bunuh diri lho). Tapi dari situlah aku menemukan yang namanya sahabat, orang yang mau berada di sekitarku saat aku jatuh. Mereka adalah Riri (sekarang di Surabaya), Abi dan Anug (keduanya di Jogja). Sebenarnya masih banyak sahabatku yang lain tetapi mereka yang paling banyak membantuku bangkit dari keterpurukan akibat sakit hati.
Fuuuuhh (menghela nafas)……
Banyak sih cerita cintaku saat SMA tapi mungkin hanya itu yang akan kutulis.
Sekarang akan kuceritakan kepada kalian tentang pencarian bukti masa SMA adalah masa yang indah.
Sebelumnya aku pernah mengatakan bahwa aku adalah pemain basket saat SMP, begitu juga saat SMA. Aku juga seorang pemain basket di sekolahku dengan rekan tim yang hampir 80% adalah rekan-rekanku saat SMP. Disini aku menemukan yang namanya kita tidak dapat berdiri sendiri. Yaaa, masa’ main basket cuma sendiri? :p. Yang membedakan permainan basketku saat SMP dan SMA hanya satu, yaitu tidak adanya “saridon” di sisi lapangan untuk menonton pertandinganku (galau lagi… hahaha). Pertandingan demi pertandingan kami lalui dari dihajar habis-habisan hingga kami mampu membalik keadaan.
Suatu ketika saat perebutan juara 3, teman kami jatuh di lapangan dan tahukah kalian? Tulang betisnya patah menjadi dua bagian. Kami hanya bisa duduk terdiam, terpaku melihat fenomena yang tidak pernah kami bayangkan. Dan pada hari itu kami memutuskan tim kami dibubarkan. Perasaan down yang sangat mendalam melanda kami. Walaupun bukan kami yang patah tulang tapi kami juga merasakan sakitnya karena kami berjuang dari nol bersama-sama hingga akhirnya sampai di puncak tertinggi.
Satu bulan setelah kejadian itu, teman kami keluar dari rumah sakit dan mulai bersekolah menggunakan kruk untuk membantunya berjalan. Bel istirahat berbunyi dan saat kami mengarahkan pandangan ke lapangan basket, kami seperti tersambar petir. Di sana berdirilah sosok teman kami yang patah tulang bermain basket dan mengajak kami bermain lagi. Moodbooster!!! itulah yang bisa kukatakan pada kalian. Satu orang dapat membangkitkan hasrat kami untuk bermain lagi. Oh ya, pada tahun terakhir kami disekolah kami berhasil masuk final dan sebagai bonusnya kami mendapat coaching clinic dari Denny Sumargo, sang pemain basket nasional yang mendapat julukan Ironman.
Ini foto kami saat pertandingan final. Aku yang bernomor punggung 13 dengan seragam berwarna biru malam.


Tapi sayang, foto kami dengan Denny Sumargo hilang entah kemana.

Udahan ah cerita seriusnya…….
Di sekolah dulu, yang sering kulakukan adalah bolos (ya, aku satu-satunya siswa di kelasku yang bolos karena kelasku terkenal dengan siswa berotak elit, XII IPA 1). Bermain basket, dihukum guru, tidak mengerjakan tugas, hampir membakar lab saat praktikum kimia (wajar saja, alkohol tidak sengaja kucampurkan dengan natrium), dan yang pastinya aku salah satu siswa terjahil dikelasku. Semua itu kulakukan untuk membuktikan kata-kata orangtua ku dan semua perkataan itu memang benar adanya.

----------------------------------------------

Sebenarnya masih banyak ceritaku saat sekolah tapi akan kulanjutkan di cerita selanjutnya…..
Seseorang yang menjadi inspirasiku saat sekolah adalah wali kelasku. Nama beliau adalah bunda Sally, beliau kami panggil bunda karena beliau sudah kami anggap seperti ibu kami sendiri.
Beberapa hal yang kuingat dari beliau hingga kini:
1.      Hiduplah seperti pohon yang terus tumbuh dan berkembang. Hmmm, mungkin artinya semakin tinggi pencapaian yang kita raih (tumbuh), kita juga harus berkembang dalam artian melebarkan keberhasilan kita untuk orang-orang disekitar kita hingga mereka juga ikut berhasil.
2.      Gen itu bukan hanya berasal dari keturunan tetapi juga dapat dibentuk, itu artinya jati diri dapat kita cari dan juga jati diri juga dapat kita bentuk sesuai yang kita inginkan.
3.      Jika kalian mempunyai ilmu, jangan pernah kalian simpan sendiri melainkan harus kalian bagi. Semakin banyak kalian memberi, semakin banyak juga kalian diberi.

Oh iya, pada tahun terakhir kami di sekolah, kami juga sempat mengerjai bunda Sally saat beliau ulang tahun. Dan itu semua berawal dari ulahku yang kemudian direspon cepat secepat kilat oleh teman-temanku.

Huaahhhh……… malam semakin larut kawan, sudah dulu untuk ceritaku saat ini dan akan berlanjut dilain waktu..

Terima kasih sudah mau membaca ceritaku yang mungkin tidak ada hubungannya dengan kalian. Oh iya, jangan lupa beri kritik, saran ataupun komentarnya…..


Banjarbaru, April 2013