Friday 26 April 2013

Apa yang berharga untukmu?


Ada satu pertanyaan untuk kita semua:
Apa yang paling berharga bagimu?
Kebanyakan dari kita menjawab, “Orangtua”.
---------------------------------------------------------------------
Di tulisan kali ini aku akan sedikit menceritakan masa laluku.
Sejak kecil aku merasa tidak diberi kasih sayang dan selalu dibiarkan melakukan apapun yang aku suka. Yah, mungkin bisa dikatakan aku termasuk ke dalam golongan anak nakal. Semua kenakalan itu kulakukan hanya untuk menarik perhatian orangtuaku. Karena saat itu aku belum percaya bahwa hal yang paling berharga adalah orangtua. Yah, kalian pasti tahu maksudku. Itu karena aku merasa tidak diberi kasih sayang, berbeda dengan kedua adikku.
Beberapa tahun berlalu dengan keadaan yang tidak berubah. Hingga di suatu hari terjadi sesuatu yang sangat mengguncangku. Orang yang sangat kusayangi telah meninggal. Beliau adalah nenekku, yang sangat kusayangi karena beliaulah yang selalu merawatku saat aku masih kecil. Tulisan tentang beliau tidak akan kulanjutkan, karena hal itu hanya akan membuatku kembali terlarut di masa lalu (sekarang kan aku sudah move on, hehehe).
Setelah hari itu, aku mulai berpikir, siapa lagi yang akan memperhatikanku? Entah kenapa beberapa hari setelah beliau berpulang, aku mulai terpikir untuk membuktikan kalau sebenarnya keberadaanku memang ada. Aku berpikir keras bagaimana cara untuk mewujudkannya. Yang ada di pikiranku saat itu hanyalah basket. Dari situlah titik nol-ku untuk memulai segalanya.
Hampir setiap hari aku bermain basket dan setiap pulang aku selalu dimarahi. Tapi aku tidak peduli, yang kupedulikan hanyalah keinginanku untuk dianggap ada. Seberapapun kerasnya aku mencoba, semakin tinggi dan kokoh pula tembok yang menghalangi jalanku. Pertandingan demi pertandingan kulewati, kejuaraan demi kejuaraan kusertai. Hingga akhirnya, hari itu, satu hari yang hanya ada dalam angan dan tak pernah terbayang olehku bisa terjadi.
Seperti yang kujelaskan di tulisan sebelumnya, tim kami masuk final dan mendapat coaching clinic dari Denny Sumargo. Hari itu aku merasakan atmosfer yang sangat berbeda di lapangan.
Tahukah kalian saat aku memandang tribun penonton, apa yang kulihat? Orangtuaku ada disana! Sungguh hal yang tidak terbayangkan, karena aku tidak pernah memberitahukan tentang pertandingan hari itu kepada orangtuaku. Saat itu memang benar kami kalah selisih 3 poin dan saat tiba dirumah aku menangis. Aku menangis bukan karena aku kalah tapi karena semua kerja kerasku saat itu membuahkan hasil, yaitu keberadaanku yang dianggap orangtuaku.
Aku baru menyadari apa yang selama ini telah dilakukan orangtuaku. Mereka bukannya tidak memperdulikanku tapi mereka menginginkan aku untuk berusaha mengerti kerasnya kehidupan. Mereka merubah sudut pandangku yang awalnya aku merasa mereka menginginkan aku untuk menjadi seperti yang mereka inginkan tapi sebenarnya mereka membimbingku untuk menjadi diriku sendiri.
Saat sendirian dikamar tanpa sengaja ingatanku kembali ke masa lalu dan mengingatkanku tentang perkataan ayahku. Lakukan apa saja yang ingin kamu lakukan, tapi ingatlah satu hal. Semua yang kamu lakukan, kamu harus bertanggung jawab akan hal itu.
--------------------------------------------------------------------
Aku akan membalikkan pertanyaan sebelumnya kepada diriku sendiri:
Apa yang paling berharga bagiku?
Dan akan kujawab dengan tegas, “Orangtuaku!!
Yah, merekalah tujuan salah satu tujuan hidupku sekarang. Aku akan berjuang demi kebahagiaan mereka. Seperti kata-kata motivasi yang pernah kudapat, “When I believe in something, I will fight like hell for it”.
Hmm… Tulisanku mungkin terlalu serius. Hahahaha. Setelah ini aku akan menulis satu hal yang serius lagi, kemudian aku akan menulis tentang pengalamanku yang lain dan akan kukemas agar tidak terlalu serius cara penulisannya. Hahaha..
Thank you for reading this. Keep sharing, guys…

0 comments:

Post a Comment